Namaku Luka

NamaKu Luka

Aku sangat mencintainya, meski ia tak menginginkan kehadiranku.

Begitu besar cintaku, hingga meski ia membenciku, tak pernah ku menjauh darinya. Berbagai cara ia lakukan untuk membuatku pergi, tak satu berhasil. Aku tak pernah pergi, aku hanya diam dan bersembunyi di sisi gelap, sehingga ia tak menyadari kehadiranku. Namun selalu ada saat aku kembali menampakkan keberadaanku. Dan setiap saat itu datang, ia selalu murung sepanjang hari, kebahagiaan seakan terbang jauh dari sisinya. Airmata seakan tak kunjung habis. Aku tak ingin melihat ia bersedih, tapi sulit bagiku untuk meninggalkannya.

Aku telah menjadi bagian dari dirinya, yang akan selalu ada dan semakin besar setiap kali ia tersakiti. Seperti kali ini, ketika orang yang sangat ia cintai kembali menyakitinya. Tiba-tiba saja tubuhku membesar, jauh melewati ukuran yang pernah aku alami. Ada apa dengannya? begitu dalamkah pisau itu menembus hatinya? Aku tak tahan melihatnya, aku ingin mengecil kembali, aku tak ingin melihat mata indah itu terus meneteskan air. Tapi aku tak kuasa, makin hari aku makin membesar, makin berdarah. Cukup!cukup sudah! Aku ingin pergi, aku tak ingin melihatnya menderita seperti ini. Tapi aku seperti terikat, tak mampu beranjak. Aku tahu iapun berusaha melepaskan aku dari dirinya, berbagai cara ia lakukan dan tak satupun berhasil. Wajah itu masih tetap murung, airmata terus mengalir seakan tak akan pernah ada habisnya. Aku hanya mampu diam, menunggu, entah sampai kapan.



0 komentar:

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger | Blue Business Blogger